Fakta tentang OCD – Gangguan Obsesif-Kompulsif.

Fakta gangguan obsesif-kompulsif

Fakta gangguan obsesif-kompulsif


Menemukan fakta Gangguan Obsesif- Kompulsif yang dapat diandalkan (fakta tentang OCD) sulit dilakukan akhir-akhir ini, karena kebanyakan situs web hanya menyalin fakta OCD dari situs-situs lain tanpa memeriksanya. Fakta tentang OCD di halaman ini semuanya didukung oleh artikel ilmiah dan diperbarui dari waktu ke waktu.
Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) adalah gangguan yang menyusahkan dan kronis yang mempengaruhi sekitar 2,3% populasi AS dan 1,9-3,1% populasi Inggris, antara usia 18-54 [11].
 

 
Karena betapa mengganggunya gejala OCD itu, banyak dari mereka yang menderita gejalanya berjuang menjaga hubungan dan karir yang sehat. Hal ini seringkali dapat menyebabkan mereka meninggalkan pekerjaan mereka, mengakhiri hubungan yang erat, dan menjadi tergantung pada program bantuan yang didanai negara. Dengan kata lain, dengan perawatan dan dukungan yang tepat, individu dengan OCD dan gejalanya dapat mengatasi gangguan ini dan kembali ke kehidupan mereka seperti biasa. OCD adalah gangguan jiwa yang sering dikaitkan dengan gangguan jiwa lain, seperti mood, kecemasan, kendali impuls, dan Gangguan Penggunaan Zat. Meskipun terkait bagaimanapun, mereka tidak saling eksklusif. Pada artikel ini, fakta menarik OCD dan prevalensinya dengan dunia disajikan sebagai berikut:
 
 
Lompat ke:

 

Di Praktek Psikologi Barends pengobatan untuk Gangguan Obsesif-Kompulsif ditawarkan (juga secara online). Pergi ke Hubungi kami untuk menjadwalkan sesi pertama. (Tergantung pada asuransi kesehatan anda, pengobatan mungkin akan diganti).

 
 

Fakta tentang OCD – Prevalensi di Amerika Serikat.

Dalam satu studi yang melihat prevalensi OCD sesuai dengan Manual Diagnostik dan Statistik untuk Gangguan Mental (DSM-IV), ditemukan bahwa di antara orang-orang yang memiliki gejala OCD seumur hidup versus gejala OCD 12 bulan, hanya 2,3% seumur hidup dan 1,2% dari 12 bulan memenuhi kriteria [1].

  • Sebuah studi menemukan bahwa ada kasus wanita yang mengembangkan OCD lebih tinggi (1,5%) dibandingkan pria (1%) [11].
  • Usia onset OCD biasanya dilaporkan 6 – 15 tahun untuk pria dan 20-29 tahun untuk wanita [1].
  • Prevalensi seumur hidup gejala OCD adalah 28,8%, dengan usia rata-rata onset pada usia 11 tahun [7].
  • Prediktor seumur hidup OCD yang paling kuat adalah usia (anak-anak dan remaja tidak termasuk), dengan kemungkinan onset tertinggi untuk rentang usia 18-29 tahun (12,0) dan sangat menurun diantara mereka yang berusia 30-44 tahun (7,6), 45-59 tahun (4.9), dan 60+ tahun (1.0) [1].
  • Responden OCD seumur hidup memperkirakan penghabiskan waktu rata-rata 5,9 jam per hari untuk obsesi dan 4,6 jam per hari terlibat dalam kompulsif selama tahun lalu [1].
  • Paling umum di antara kulit putih non-Hispanik (1,0%), dengan kulit hitam non-Hispanik (0,8%) dan menyusul kelompok Hispanik (0,7%) [7].
  •  
     

  • Ada sembilan kategori gejala OCD, dengan yang gejala paling umum adalah memeriksa berulang kali (15,4%), menimbun barang (14,4%), atau meletakkan sesuatu dalam urutan (9,1%) [1].
  • Gejala OCD yang lebih jarang dikaitkan dengan risiko OCD yang lebih tinggi [1].
  • Risiko ini paling tinggi dengan melukai diri sendiri (33,8%) dan seksual atau agama (29,6%) dan untuk ‘lainnya’ yang isinya tidak ditentukan oleh responden (38,9%) [1].
  • Selain itu, risiko didiagnosis dengan OCD sangat meningkat (dari 7,4 sampai 36,4%) jika individu memiliki lebih dari satu gejala Obsesif atau Kompulsif [1].

 
(Iklan. Untuk informasi lebih lanjut, gulir ke bawah.)


 

Fakta tentang OCD – Prevalensi di Eropa.

Dalam studi lain [2], melihat prevalensi gejala OCD di 6 negara Eropa (Belgia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, dan Spanyol), berikut ini ditemukan.

  • Dari 2.804 individu, 13% ditemukan memiliki gejala OCD [2].
  • Dari jumlah itu 13%, jenis OCD berikut paling umum terjadi:
    • 1. Membahayakan diri atau orang lain/ritual memerika berulang kali dan obsesi (7,8%),
    • 2. Obsesi somatik (kekhawatiran tentang kesehatan fisik diri sendiri/orang lain) (4,6%),
    • 3. Simetri/meletakkan sesuatu dalam urutan (3.1%), dan
    • 4. Kontaminasi/kegiatan bersih – bersih (2.6%) [2].
  • Gejala OCD paling umum terjadi pada usia tersebut: 25-49 tahun (44,8%) dan 50+ tahun (43,8%) [2].
  • Berkenaan dengan jenis kelamin, berikut ini memiliki gejala OCD: Wanita (52,1%) dan Pria (47,9%) [2].
  • Berkenaan dengan pendapatan, gejala OCD paling banyak terjadi di antara: pendapatan rata- rata (31,4% – 32,3%), diikuti oleh pendapatan rendah (19,5%), dan pendapatan tinggi (16,8%) [2].

 
 

Fakta tentang OCD – Demografi Brasil.

Pria dan wanita menunjukkan gejala OCD yang sama namun berbeda dalam tipe OCD nya [6].

  • Sebagai demografis, pria lebih cenderung menjadi lajang, menunjukkan gejala awal dan kelainan kronis, gangguan sosial yang lebih besar, gejala seksual/religius dan agresi, dan komorbiditas yang lebih besar dengan ‘tic’ (gerakan otot berulang yang tidak dapat dikendalikan) dan penyalahgunaan zat [6].
  • Sebagai demografis, wanita cenderung memiliki gejala kontaminasi/melakukan bersih – bersih dan memiliki komorbiditas lebih besar dengan Gangguan Makan dan Gangguan Pengendalianl Impuls [6].

 
 

Fakta tentang OCD – Komorbiditas

Komorbiditas mengacu pada bagaimana hubungan penyakit tertentu dengan penyakit lain. Misalnya, komorbiditas antara obesitas dan diabetes sangat tinggi, karena mereka yang menderita obesitas berisiko besar terkena diabetes. Tapi komorbiditas antara kanker usus besar dan kebutaan bayi praktis tidak ada. Dalam studi di Eropa terhadap 6 negara, individu ditanya apakah mereka juga menderita penyakit atau kelainan lain. Hasilnya adalah sebagai berikut:

  • Gangguan Kecemasan: tidak (85,9%) versus iya (14,1%). Kelompok ya memiliki gejala OCD yang lebih parah [2].
  • Gangguan Mood: tidak (86,5%) versus iya (13,5%). Kelompok ya memiliki gejala OCD yang lebih parah [2].
  • Gangguan Mental: ya (74,1%) versus tidak (25,9%). Kelompok ya memiliki gejala OCD yang lebih parah [2].
  • Kondisi fisik kronis: ya (70,5%) versus tidak (29,5%). Kelompok ya memiliki gejala OCD yang lebih parah [2].

 
(Iklan. Untuk informasi lebih lanjut, gulir ke bawah.)


 

  • Gangguan yang paling umum terkait dengan OCD di Amerika Serikat adalah Gangguan Kecemasan (75,8%), diikuti oleh Gangguan Mood (63,3%), Gangguan Pengendalian Impuls (55,9%), dan Gangguan Penggunaan Zat (38,6%) [1].
  • Studi lain menemukan persentase berikut di mana mereka yang menderita OCD ditemukan menderita gangguan psikologis lainnya: Depresi Mayor (69%), Gangguan Bipolar (16,2%), Gangguan Kecemasan Umum (14,8%), Agorafobia (19,8%), fobia sosial (24,5%), PTSD (9,4%), penyalahgunaan/ketergantungan alkohol (23,6%), penyalahgunaan zat/ketergantungan (15,8%), dan Gangguan Makan (15,5%) [10].

 
 

Fakta tentang OCD – Pengobatan.

  • Pengobatan psikologis, seperti CBT, Exposure and Response Prevention (ERP)/Pencegahan Paparan dan Respons dan Terapi Kognitif, adalah perawatan OCD yang efektif. Mereka secara signifikan mengurangi gejala yang terkait dengan obsesi, kompulsi, dan juga kecemasan umum, depresi, dan penyesuaian sosial [3].
  • Pengobatan psikologis yang paling umum untuk OCD adalah Cognitive Behavioral Therapy (CBT)/Terapi Perilaku Kognitif [14].
  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT) secara signifikan lebih efektif daripada pengobatan dan tanpa perawatan [15].
  • Exposure and Response Prevention (ERP) lebih efektif daripada pengobatan SRI atau plasebo. ERP melibatkan agar penderitanya secara bertahap terpapar pada skenario yang mereka takuti, di lingkungan yang terkendali dan aman, yang memungkinkan mereka mengembangkan cara baru dan sehat untuk mengatasi kecemasan mereka [4].
  • Satu studi di Selandia Baru menemukan bahwa diet dan nutrisi dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap gejala OCD dan tingkat keparahannya [5].

 
 

  • Hampir setengah dari kasus OCD 12 bulan (49,2%) di Amerika Serikat melaporkan menerima pengobatan untuk masalah emosional selama tahun lalu [1].
  • Pada tingkat perawatan di AS jauh lebih tinggi untuk kasus yang diberi nilai parah (93,0%) daripada sedang (25,6%), walaupun hanya sebagian kecil dari kasus parah (30,9%) atau sedang (2,9%) yang mendapat perawatan khusus untuk OCD [1].
  • Pola ini serupa untuk perawatan kesehatan mental seumur hidup di AS, yang diperoleh hampir tiga perempat (72,7%) dari kasus OCD seumur hidup namun secara khusus menargetkan OCD kurang dari sepertiga (29,2%) kasus [1].
  • Hanya 6,4% kasus seumur hidup di Amerika Serikat yang melaporkan rawat inap di rumah sakit untuk OCD [1].

 
 

Fakta tentang OCD – Faktor risiko.

  • Keluarga dan Genetika: Studi keluarga kembar dan keluarga telah menemukan bahwa orang-orang dengan kerabat langsung (orang tua, saudara kandung, atau anak-anak) yang memiliki OCD memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan OCD sendiri. Risiko ini bahkan lebih tinggi lagi jika relatif langsung mengembangkan OCD sebagai anak atau remaja [8]. Sebuah studi tinjauan yang dilakukan terhadap penelitian genetika lebih dari 70 tahun mengenai studi anak kembar ditemukan:
    1. Kembar dewasa yang mempresentasikan gejala OCD memiliki kemungkinan 25-47% untuk mewarisi gejala [8].
    2. Anak kembar yang hadir dengan gejala OCD memiliki tingkat kemungkinan 45-65% lebih tinggi dalam mewarisi gejala OCD [8].
  • Otak: Penelitian yang mempelajari rekaman gambar otak telah menemukan bahwa orang yang menderita OCD menunjukkan aktivitas yang berbeda dan sering berlebihan di bagian depan otak mereka, dibandingkan dengan penderita non-OCD [12].
  • Stres dan Trauma: Orang-orang yang telah menderita pelecehan atau trauma lainnya di masa kecil mereka berisiko meningkat terhadap OCD, dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki riwayat seperti itu [13].

 

  • Siswa dengan nilai lebih tinggi ditemukan lebih cenderung memiliki / mengembangkan gejala OCD [9].
  • Antara usia 5 dan 15 tahun, terdapat pertumbuhan yang berisiko dalam mengembangkan gejala OCD [9].
  • Orang dewasa ditemukan berisiko terkena perkembangan gejala OCD saat mereka menua [9].
  • Sangat dikenali bahwa lebih banyak wanita daripada pria yang menderita gejala OCD / OCD, namun tidak ada persentase pasti yang ditemukan karena hanya ada perbedaan kecil [9].
  •  

  • Permulaan gejala OCD juga dapat sangat dipengaruhi oleh penyalahgunaan obat-obatan terlarang, terutama penyalahgunaan alkohol [9].
  • OCD lebih umum diantara mereka yang menganggur. Namun, tidak jelas yang mana menyebabkan apa [9].

 
 

Fakta tentang OCD – Literatur

  • [1] Ruscio, A. M., Stein, D. J., Chiu, W. T., & Kessler, R. C. (2010). The epidemiology of obsessive-compulsive disorder in the National Comorbidity Survey Replication. Molecular psychiatry, 15, 53-63.
  • [2] Fullana, M. A., Vilagut, G., Rojas-Farreras, S., Mataix-Cols, D., De Graaf, R., Demyttenaere, K., … & Alonso, J. (2010). Obsessive–compulsive symptom dimensions in the general population: Results from an epidemiological study in six European countries. Journal of affective disorders, 124, 291-299.
  • [3] Rosa-Alcázar, A. I., Sánchez-Meca, J., Gómez-Conesa, A., & Marín-Martínez, F., 2008. Psychological treatment of obsessive–compulsive disorder: a meta-analysis. Clinical psychology review, 28, 1310-1325.
  • [4] Abramowitz, J. S. (2006). The Psychological Treatment of Obsessive—Compulsive Disorder. The Canadian Journal of Psychiatry, 51, 407-416.
  • [5] Rucklidge, J. J. (2009). Successful treatment of OCD with a micronutrient formula following partial response to Cognitive Behavioral Therapy (CBT): a case study. Journal of anxiety disorders, 23, 836-840.
  • More Articles:

  • [6] Mathis, M. A. D., Alvarenga, P. D., Funaro, G., Torresan, R. C., Moraes, I., Torres, A. R., … & Hounie, A. G. (2011). Gender differences in obsessive-compulsive disorder: a literature review. Revista Brasileira de Psiquiatria, 33, 390-399.
  • [7] Kessler, R. C., Berglund, P., Demler, O., Jin, R., Merikangas, K. R., & Walters, E. E. (2005). Lifetime prevalence and age-of- onset distributions of DSM-IV disorders in the National Comorbidity Survey Replication. Archives of general psychiatry, 62, 593-602.
  • [8] van Grootheest, D. S., Cath, D. C., Beekman, A. T., & Boomsma, D. I. (2005). Twin studies on obsessive–compulsive disorder: a review. Twin Research and Human Genetics, 8, 450-458.
  • [9] Fontenelle, L. F., & Hasler, G. (2008). The analytical epidemiology of obsessive–compulsive
    disorder: risk factors and correlates. Progress in Neuro-Psychopharmacology and Biological Psychiatry, 32, 1-15.
  • [10] Hasler, G., LaSalle-Ricci, V. H., Ronquillo, J. G., Crawley, S. A., Cochran, L. W., Kazuba, D., … & Murphy, D. L. (2005). Obsessive–compulsive disorder symptom dimensions show specific relationships to psychiatric comorbidity. Psychiatry research, 135, 121-132.
  • [11] Singleton N, Bumpstead R, O’Brien M, Lee A, Meltzer H., 2000. Psychiatric morbidity among adults living in private households, 2000. London: The Stationery Office.
  • [12] Veale, D. M., Sahakian, B. J., Owen, A. M., & Marks, I. M., 1996. Specific cognitive deficits in tests sensitive to frontal lobe dysfunction in obsessive–compulsive disorder. Psychological medicine, 26, 1261-1269.)
  • [13] de Silva, P., & Marks, M. (1999). The role of traumatic experiences in the genesis of obsessive–compulsive disorder. Behaviour Research and Therapy, 37, 941-951.
  • [14] Franklin, M. E., Rynn, M. O. I. R. A., Foa, E. B., & March, J. S., 2003. Treatment of obsessive compulsive disorder. Cognitive therapy with children and adolescents: A casebook for clinical practice, 162-188.
  • [15] Watson, H. J., & Rees, C. S., 2008.. Meta‐analysis of randomized, controlled treatment trials for pediatric obsessive‐compulsive disorder. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 49, 489-498