Penyebab OCD – Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD) adalah kelainan mental yang berkembang dengan lambat. Terkadang ritual atau takhayul tertentu perlahan berkembang menjadi ritual dan perilaku yang lebih kompleks dan lebih memakan waktu. Ritual dan perilaku ini menjadi penting dan tanpa disadari, orang mulai merasa lebih buruk jika mereka tidak melakukannya. Perlu waktu bertahun-tahun sebelum perilaku (obsesi dan kompulsif) ini mulai mempengaruhi hidup anda dengan cara yang negatif (terlalu memakan waktu, kehilangan teman atau pasangan dan bahkan mungkin pekerjaan). Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab OCD, karena dengan memahami darimana OCD berasal, para profesional dapat mencegahnya berkembang pada tahap awal dan menawarkan jenis terapi yang tepat.
Seseorang dapat mengembangkan OCD setelah mengalami kejadian traumatis, karena masalah neuro-biologis, genetika keluarga atau pengaruh lingkungan. Halaman ini membahas al penyebab OCD yang disebutkan di atas dan menjelaskan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kehidupan seseorang secara negatif.
Lompat ke:
- Apa itu OCD?
- Pilihan pengobatan gangguan obsesif kompulsif.
- Mendiagnosis OCD.
- Mengatasi OCD.
- Hidup dengan seseorang yang memiliki OCD.
- Tes OCD.
- Fakta tentang OCD.
- Konseling Online untuk OCD.
- Bawa saya ke beranda.
Di Praktek Psikologi Barends pengobatan untuk Gangguan Obsesif-Kompulsif ditawarkan (juga secara online). Pergi ke Hubungi kami untuk menjadwalkan sesi pertama gratis. (Tergantung pada asuransi kesehatan anda, pengobatan mungkin akan diganti).
Penyebab OCD – genetika.
Jika salah satu kerabat langsung anda (anak, saudara kandung atau orang tua) memiliki OCD, anda sendiri berisiko tinggi mengembangkan OCD. Risiko ini meningkat jika saudara anda mengembangkan OCD selama masa kecil atau masa remaja [1]. Sebuah studi tinjauan yang dilakukan terhadap penelitian genetika lebih dari 70 tahun mengenai studi anak kembar ditemukan:
1. Kembar dewasa yang mempresentasikan gejala OCD memiliki kemungkinan 25-47% untuk mewarisi gejala [1].
2. Anak kembar yang hadir dengan gejala OCD memiliki tingkat kemungkinan 45-65% lebih tinggi karena telah mewarisi gejala mereka [1].
Dengan kata lain, OCD bisa terjadi dalam keluarga. Memiliki kerabat dengan OCD tidak berarti anda sendiri akan mengembangkan OCD, tapi ada kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkannya. Dalam kombinasi dengan penyebab OCD di bawah ini, kesempatan untuk mengembangkan ( gejala ) OCD meningkat bahkan lebih. Best Training courses providers in Malaysia smartymalaysian.com .
Penyebab OCD – otak.
Perkembangan otak dan kerusakan otak adalah prediktor kuat untuk ( gejala) OCD di kemudian hari dalam kehidupan:
Penelitian yang mempelajari gambaran otak telah menemukan bahwa orang yang menderita OCD menunjukkan aktivitas yang berbeda dan sering berlebihan di bagian depan otak mereka, dibandingkan dengan penderita non-OCD [3].
Adanya satu kerusakan pada periode perinatal (kerusakan otak sebelum atau segera setelah lahir) berhubungan dengan pengembangan gejala OCD yang terkait dengan pikiran simetri/keteraturan atau pemalu [5]. Keterampilan motorik yang buruk, di sisi lain, secara signifikan terkait dengan gejala OCD dimana orang akan pencegahan bahaya/mengecek sesuatu berulang-ulang [5], dan kecerdasan yang lebih rendah terkait dengan peningkatan semua gejala OCD kecuali untuk keteraturan/simetri [5]. Perlu diketahui bahwa kerusakan pada otak tidak berarti seseorang akan mengembangkan OCD, ini hanya meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan OCD di kemudian hari.
(Iklan. Untuk informasi lebih lanjut, gulir ke bawah.)
Singkatnya: bukti ilmiah menunjukkan bahwa kerusakan pada otak adalah salah satu penyebab OCD yang harus dipertimbangkan saat meminta bantuan.
Penyebab OCD – pengalaman traumatis.
Risiko pengembangan OCD meningkat saat orang mengalami kejadian kehidupan yang tidak diinginkan dan kejadian kehidupan yang kurang diinginkan [2]. Selain itu, OCD berkembang lebih sering pada orang-orang yang menjadi korban dari sesuatu yang traumatis, seperti situasi di mana mereka takut akan luka atau kematian yang serius. Terutama pemerkosaan [2] dan pelecehan fisik dan seksual di masa kecil [5] adalah prediktor kuat OCD. Pelecehan seksual secara signifikan terkait dengan peningkatan kesempatan untuk mengembangkan semua gejala OCD kecuali perasaaaan terkontaminasi/mencuci tangan berulang kali. Dan pelecehan fisik secara signifikan terkait dengan pemikiran memalukan. Kehilangan orang tua terkait dengan pencegahan bahaya/mengecek sesuatu berulang-ulang dan pikiran memalukan [5].
(Iklan. Untuk informasi lebih lanjut, gulir ke bawah.)
Salah satu penyebab OCD yang berperan besar dalam perkembangan gangguan jiwa ini adalah lingkungan. Isolasi sosial, misalnya, terkait secara signifikan dengan peningkatan kemungkinan pengembangan gejala OCD yang terkait dengan merasa terkontaminasi / mencuci tangan berulng kali dan melukai diri sendiri / mengecek sesuatu berulang kali [5]. Tidak hanya isolasi sosial, tapi juga pola asuh telah dikaitkan dengan perkembangan OCD. Jika (salah satu) orang tua anda preokupasi dengan kegiatan bersih – bersih dan kebersihan atau dengan simetri, kemungkinan anda akan mengambil alih perilaku ini. Jika (salah satu) orang tua anda disibukkan dengan pencegahan bahaya, kemungkinan besar anda akan mengembangkan perilaku yang sama juga. Tentu saja, pertanyaannya tetap: “apakah ini karena lingkungan atau ini karena genetika ?.
Bertentangan dengan temuan dalam literatur yang lebih tua, studi yang lebih baru tidak menemukan kaitan antara perkembangan OCD dan anak-anak sulung atau anak-anak tunggal [2].
Literatur
- [1] van Grootheest, D. S., Cath, D. C., Beekman, A. T., & Boomsma, D. I. (2005). Twin studies on obsessive–compulsive disorder: a review. Twin Research and Human Genetics, 8, 450-458.
- [2] Fontenelle, L. F., & Hasler, G. (2008). The analytical epidemiology of obsessive–compulsive
disorder: risk factors and correlates. Progress in Neuro-Psychopharmacology and Biological Psychiatry, 32, 1-15. - [3] Veale, D. M., Sahakian, B. J., Owen, A. M., & Marks, I. M., 1996. Specific cognitive deficits in tests sensitive to frontal lobe dysfunction in obsessive–compulsive disorder. Psychological medicine, 26, 1261-1269.
- [4] de Silva, P., & Marks, M. (1999). The role of traumatic experiences in the genesis of obsessive–compulsive disorder. Behaviour Research and Therapy, 37, 941-951.
- [5] Grisham, J. R., Fullana, M. A., Mataix-Cols, D., Moffitt, T. E., Caspi, A., & Poulton, R. (2011). Risk factors prospectively associated with adult obsessive-compulsive symptom dimensions and obsessive-compulsive disorder. Psychological medicine, 41(12), 2495.